Selasa, 20 November 2012

hari uposattha

HARI UPOSATTHA

1.    Pengertian
Kata Uposatha berarti masuk untuk berdiam/mendekat pada guru, dalam hal ini kepatuhan kepada Sila. Hari-hari Uposatha yaitu tanggal 1, 8, 15, 23 pada penanggalan bulan (chandra sengkala). Pada tanggal tersebut Buddha memperkenankan kepada umat untuk melaksanakan Atthangasila, sedang bagi para bhikkhu. Buddha mengijinkan untuk melakukan pertemuan setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan bulan. Pada saat Uposatha diadakan pembacaan Patimokkha bila terdapat ernpat (4) Bhikkhu atau lebih. Kalau hanya dua Bhikkhu atau tiga Bhikkhu disebut Gana (kelompok) mereka diperbolehkan saling memberitahukan kemumian masing-masing. Tetapi kalau hanya seorang Bhikkhu (Puggala) ia harus membuat tekad dalam dirinya sendiri (Addhitthana).
2.    Uposatha Gatha

Demikianlah yang telah kami dengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagava bersemayam di dekat Savatthi, Taman Anathapindika dekat hutan Jeta. Sang Bhagava ketika itu bersabda kepada sekelompok bhikkhu, "o para bhikkhu". Mereka menjawab "Ama Bhante", dan Sang bhagava melanjutkan bersabda, "Hari Uposattha, o para bhikkhu apabila dilaksanakan (Upavuttho) dengan disertai delapan sifat (Atthangasamannagato), besar hasilnya (Mahaphalo), besar gunanya (Mahanisamso), besar kemuliaannya (Mahavippharo).
Bagaimana, O para bhikkhu, hari Uposattha dilaksanakan dengan disertai delapan sifat: besar hasilnya, besar gunanya, besar kemuliaannya dan besar pancarannya ?
Di sini, o para bhikkhu, seorang siswa Ariya (Ariyasavaka) merenungkan bahwa sepanjang hidupnya para Arahat telah meninggalkan (Pahaya) pembunuhan, nenahan diri (Pativirata) diri dari pembunuhan dan menyimpan pedang dan tongkat, serta berdiam dengan rendah hati (Lajji), ramah-tamah (Dayapanno), penuh persahabatan dan kasih sayang (Hitanukampi).
Sekarang, Saya selama siang dan malam ini (Imanca rattim imanca divasam) juga akan meninggalkan pembunuhan, menahan diri dari membunuh dan menyimpan pedang dan tongkat, serta berdiam dengan rendah hati, ramah-tamah, penuh persahabatan dan kasih sayang terhadap semua makhluk hidup, maka dengan cara yang demikian ini saya akan mengikuti contoh dari para Arahat dan melaksanakan hari Uposattha. Inilah sifat yang pertama dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan.
Sepanjang hidupnya, para Arahat telah meninggalkan pencurian, menahan diri dari mencuri, mereka mengambil apa yang diberikan (dinnadavi) tidak mencuri dan bersifat menanti (Dinna patikanhi), tetapi mempertahankan dirinya selama kesucian. Sekarang saya selama siang dan malam ini akan meninggalkan pencurian, menahan diri dari mencuri, mengambil apa yang diberikan, tidak mencuri dan bersifat menanti, mempertahankan diri dalam sifat kesucian, maka dengan cara ini, saya akan mengikuti contoh dari para Arahat dan melaksanakan Hari Uposattha. Inilah sifat yang kedua dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan.
Sepanjang hidupnya, para Arahat telah meninggalkan kehidupan yang tidak Suci (Abrahmacariya), hidup dengan suci (Brahmacari ara cari), bebas dari nafsu dan hubungan dengan wanita {Virato methuna gamudhamma). Sekarang saya selama siang dan malam ini akan meninggalkan keadaan yang tidak suci (Abrahmacariva), hidup dengan suci (brahmucuri ara cari), bebas dari nafsu dan hubungan dengan wanita (Virato methunu gamadhamma), maka dengan cara yang demikian inilah saya akan mengikuti contoh dari para Arahat dan melaksanakan hari Uposattha. Inilah sifat yang ketiga dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan
Sepanjang hidupnya, para Arahat telah meninggalkan berbohong, menahan diri dari berbohong, berbicara dengan benar (Saccavadi), dapat dipercaya (Saccasaddha}, jujur (Theta), pantas dipercaya (Paccayika), tidak pernah membohongi siapapun di dunia ini (Avisamvadaka lokassa). Sekarang saya selama siang dan malam ini akan meninggalkan berbohong, menahan diri dari berbohong, berbicara dengan benar (Saccavadi), dapat dipercaya (Saccasaddha), jujur (Theta), pantas dipercaya (Paccayika), tidak pernah membohongi siapapun didunia ini (Avisamvadaka lokassa), maka dengan cara yang demikian ini, saya akan mengikuti contoh para Arahat dan meiaksanakan hari Uposattha. Inilah sifat yang keempat dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan.
Sepanjang hidupnya para Arahat telah meningglkan minum-minuman yang menyebabkan hilangnya kesadaran/lengah (suramerayamajjapamadathana) dan menahan diri dari minum-minuman yang menyebabkan hilangnya kesadaran. Sekarang saya selama siang dan malam ini, akan meninggalkan minum-minuman yang menyebabkan hilangnya kesadaran/lengah (suramerayamajjapamadatthana) dan menahan diri dari minum-minuman yang menyebabkan lengah (hilangnya kesadaran), maka dengan cara yang demikian ini, saya akan mengikuti contoh dari para Arahat dan melaksanakan Hari Uposattha. Inilah sifat yang kelima dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan.
 Sepanjang hidupnya para Arahat hanyalah makan sekali sehari (Ekabhattika), tidak makan di malam hari (Rattuparata), dan menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat atau salah (Virata vikalabhojana). Sekarang saya selama siang dan malam ini, akan makan sekali sehari (Ekabhattika), tidak makan di malam hari (Rattuparata), dan menahan diri dari makan pada waktu yang tidak tepat atau salah (Virata vikalabhojana), maka dengan cara yang demikian ini, saya akan mengikuti contoh dari para Arahat dan melaksanakan Hari Uposattha. Inilah sifat yang keenam dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan.
Sepanjang hidupnya para Arahat menahan diri dari melihat pertunjukkan tari-tarian, nyanyian dan musik (Naccagitavadita), menahan diri dari menggunakan bunga-bungaan, perhiasan, wangi-wangian dan alat kecantikan. Sekarang selama siang dan malam ini, akan menahan diri dari melihat pertunjukkan tari-tarian, nyanyian dan musik (Naccagitavadita), menahan diri dari menggunakan bunga-bungaan, perhiasan, wangi-wangian dan alat kecantikan, maka dengan cara demikian ini, saya akan mengikuti contoh para Arahat dan melaksanakan Hari Uposattha. Inilah sifat yang ketujuh dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan
Sepanjang hidupnya para Arahat telah meninggalkan pemakaian tempat tidur yang tinggi dan besar (Uccasayana mahasayana), menahan diri dari memakai tempat tidur yang tinggi dan besar, merebahkan diri pada tempat tidur yang rendah (Nicaseyyam), tempat tidur yang beralaskan rumput (mancake tina santharake). Sekarang selama siang dan malam ini, akan meninggalkan pemakaian tempat tidur yang tinggi dan besar (Uccasayana mahasayana), menahan diri dari memakai tempat tidur yang tinggi dan besar, merebahkan diri pada tempat tidur yang rendah (Nicaseyyam), tempat tidur yang beralaskan rumput (mancake tina mantharake), maka dengan cara demikian ini. saya akan mengikuti contoh para Arahat dan melaksanakan Hari Uposattha. Inilah sifat yang kedelapan dari Hari Uposattha untuk dilaksanakan o para bhikkhu.
Hari Uposattha apabila dilaksanakan dengan disertai delapan sifat adalah besar hasilnya, besar gunanya dan besar kemuliaannya, besar pancarannya.
Bagaimana besar hasilnya. besar gunanya, besar kemuliaannya dan besar pancarannya dari Hari Uposatlha?
O para Bhikkhu, sekalipun seorang memegang kekuasaan (Issara), berkuasa (Addhipacca), memerintah (Rajjamkaretti), 16 negara berkuasa (Solasannam Mahajanapadancim), yaitu Aéga, Magadha, Kasi, Kosala, Vajji, Malla, Vanisa, Kuru, Pancala. Maccha, Surasena, Assaka, Avanti, Gandhara, Kamboja, kekuasaan yang demikian tidak ada harganya (tidak berharga) seperenam belas bagian (Kalam nagghatisolasiç) dari Hari Uposattha yang dilaksanakan dengan delapan sifat itu, mengapa demikian (Tam kissa hetu}?
O para Bhikkhu, amatlah hina pemerintahan manusia itu apabila dibandingkan dengan kebahagiaan di alam dewa.
O para Bhikkhu. setiap 50 tahun di tempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat empat Maha Raja Deva {Calumaharajika}, bulannya mempunyai 30 malam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, Masa kehidupan di ke Empat Maha Raja Deva adalah 500 tahun kedevaan. Adalah pasti, O para bhikkhu, apabila seorang laki-laki atau perempuan melaksanakan Hari Uposattha yang disertai delapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur telah meninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembali diantara ke Empat Maha Raja Dewa.
Maka berkenan dengan hal itu, O para hhikkhu, Ku katakan amat hinalah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan di alam dewa.
O para bhikkhu, setiap 100 tahun ditempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat 33 Dewa (Tavatimsa) bulannya mempunyai 30 malam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, maka kehidupan adalah 1000 tahun kedewaan. Adalah pasti, o para bhikkhu, apabila seorang laki-laki atau perempuan melaksanakan Hari Uposattha yang disertai deiapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur teiah meninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembali diantara 33 Dewa. Maka berkenan dengan hal itu, o para bhikkhu, Ku katakan amat hinalah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan dialam dewa.
O para bhikkhu. setiap 200 tahun ditempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat Deva Yama (Yamaku} bulannya mempunyai 30 maiam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, tahunnya mempunyai 12 buian seperti itu, maka kehidupan adalah 2000 tahun kedewaan.
Apabila seorang laki-laki atau perempuan melaksanakan Hari Uposattha yang disertai deiapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur telah meninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembaii diantara para Deva Yama.
Maka berkenan dengan hal itu, O para bhikkhu, Ku katakan amat hinaiah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan di alam dewa.
O para bhikkhu, setiap 400 tahun ditempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat para Dewa Tusita (Tusitanam}, bulannya mempunyai 30 malam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, maka kehidupan adalah 4000 tahun kedewaan.
Adalah pasti, o para bhikkhu, apabila seorang laki-laki atau perempuan melaksanakan Hari Uposattha yang disertai deiapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur telah meninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembali diantara para Dewa Tusita itu. Maka berkenan dengan hal itu, o para bhikkhu, Ku katakan amat hinalah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan dialam dewa.
O para bhikkhu, setiap 800 tahun di tempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat yang para Dewa yang menikmati ciptaannya (Nimmanaratinam}, bulannya mempunyai 30 macam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, maka kehidupan adalah 8000 tahun kedewaan. Adalah pasti, o para bhikkhu, apabila seorang laki-laki atau perempuan melaksanakan Hari Uposattha yang disertai deiapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur telah meninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembali diantara para Dewa yang menikmati ciptaannya itu.
Maka berkenan dengan hal itu, o para bhikkhu, Ku katakan amat hinalah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan di alam dewa. O para bhikkhu, setiap 16000 tahun ditempat manusia, hanyalah sehari semalam di tempat para Dewa yang mempunyai kekuasaan atas ciptaannya Dewa yang lainnya (paranimitavasavatlmam), bulannya mempunyai 30 malam seperti itu, tahunnya mempunyai 12 bulan seperti itu, maka kehidupan adalah 16000 tahun kedewaan.
Adalah pasti, o para bhikkhu, apabila seorang laki-laki atau perempuan meiaksanakan Hari Uposattha yang disertai deiapan sifatnya, apabila badan jasmaninya hancur telah nieninggal dunia, maka mereka akan dilahirkan kembali diantara para Dewa. Maka berkenan dengan hal itu, o para bhikkhu, Ku katakan amat hinalah pemerintahan manusia apabila dibandingkan dengan kebahagiaan dialam dewa.
Tidak membunuh makhluk hidup dan tidak mengamhil apa yang tidak diberikan, menghindari hubungan seks, menghindari yang tidak suci, menahan diri hubungan dengan wanita, tidak berbicara bohong, tidak minuin minuman yang mengakibatkan turunnya kesadaran, tidak makan di malam hari atau pada waktu yang salah (tidak pantas), tidak menggunakan perhiasan, tidak memakai bau-bauan, tidur di tempat yang dibuat dari rumput di atas tanah. Sesungguhnya deiapan rangkaian ini disebut Uposattha.
Telah diajarkan oleh Sang Buddha, Beliau yang telah mengakhiri penderitaan. Kedua, bulan dan matahari adalah indah dilihat dan bersinar. Melalui langit, mereka berputar sejauh-jauhnya, mengusir kegelapan. Pada setiap alam mereka memancarkan cahaya. Di dalam dunia ini terdapat harta kekayaan, permata, mutiara, batu kumala, batu keuntungan, emas singi, dan emas-emasan, disebut Jata, Kancana, Hataka.
Tetapi semuanya ini tidak berharga seperenam belas bagian dari melaksanakan Hari Uposattha yang disertai dengan deiapan sifatnya. Seperti seribu bulan dan semua bintang hal ini dapat dibandingkan. Karena itu semua laki-laki dan perempuan yang bermoral, yang melaksanakan Hari Uposattha di dalam delapan cara ini, membuat jasa dan menghasilkan kebahagiaan tanpa cela dan akan sampai ke alam Dewa yang penuh dengan kebahagiaan.
(Aéguttara Nikaya IV. 248-255).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar